Laman

Senin, 30 Juli 2012

Prinsip-Prinsip Islam Tentang Pendidikan

PRINSIP-PRINSIP ISLAM TENTANG PENDIDIKAN

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Islam 3
Pengampu: Bambang Raharjo


Disusun Oleh:
Tedi Setiadi                             A. 310 100 071
Luqmanul Hakim                     A. 310 100 072
Oktavia Armi A.                     A. 310 100 073
Diki Utomo                             A. 310 100 075
Muhammad Zuhri R.                A. 310 100 076
Diah Rahayu M.                      A. 310 100 079
PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Definisi mengenai pendidikan memanglah banyak sekali, akan tetapi pengertian pendidikan tidaklah terlepas dari kata pendidik dan anak didik, karena di dalam pendidikan faktor keduanya sangatlah berpengaruh dalam dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik yang dengan sadar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian anak didik. Di Indonesia telah dikembangkan berbagai sistem pendidikan yang berbasis islami yang mana bertujuan agar anak didik mampu mengembangkan pendidikan yang terarah. Tujuan pendidikan islam adalah terbentuknya manusia yang baik secara individual dan sosial, selalu mengabdikan diri kepada Allah Swt.
Pendidik selalu mengarahkan peserta didik kepada tujuan pendidikan, baik orang tuanya maupun orang lain. Pendidikan selalu tak terlepaskan dari beberapa faktor diantaranya tujuan, pendidik, peserta didik, alat-alat dan alam sekitar. Alam sekitar adalah lingkungan yang ada di sekitar peserta didik, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan dalam islam selalu berpegang teguh dengan prinsip-prinsip islam tentang pendidikan, maka dari itu pendidik selalu mengarahkan, membimbing, dan memimpin perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Kepribadian yang diharapkan tidaklah wujud kepribadian yang hanya bisa diterapkan pada keberhasilan anak didik, akan tetapi juga mengacu pada kepribadian islami yang berprinsip tentang pendidikan rohani yang menjadi tonggak kepribadian utama dalam pendidikan islam. Dalam makalah ini akan dibahas secara seksama tentang prinsip-prinsip islam tentang pendidikan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
2.      Apa saja dasar-dasar pendidikan itu?
3.      Apakah yang dimaksud dengan batas-batas pendidikan?
4.      Apakah Catur pusat pendidikan itu?

C.    Manfaat
1.      Mengetahui pengertian pendidikan.
2.      Memahami dasar-dasar pendidikan.
3.      Mengerti batas-batas pendidikan.
4.      Mengetahui apa saja yang termasuk catur pusat pendidikan.

PEMBAHASAN
A.   Pengertian Pendidikan
Pada umumnya pendidikan adalah suatu proses pelatihan dan pengajaran yang dilakukan dalam lingkup keluarga, sekolah, dan masyrakat. Sedangkan dalam Islam pendidikan tidak hanya berpusat pada hal-hal tersebut saja, akan tetapi masjid pun juga berperan sangat penting sebagai pusat pendidikan.
Kata “pendidikan” dalam bahasa Arab berkaitan dengan ta’lîm, tarbiyah atau ta‘dîb. Hal ini dapat dilihat dari beberapa ayat al-Qur‘ân maupun Hadîts, di antaranya adalah Q.S. al-Baqarah/2: 31, al-‘Alaq/96: 4 - 5; al-Isrâ‘/17: 24 dan al-Syua’râ‘/26: 18.
وَعَلَّمَ ءَادَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu, jika kamu memang orang-orang yang benar!” (Q.S. Al-Baqarah/2: 31).
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S. Al-‘Alaq/96: 4 - 5).
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (Q.S. Al-Isrâ‘/17: 24).
قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدًا وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ
Fir’aun menjawab: “Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu” ( Q.S. Al-Syu’arâ‘/26: 18).

ثَلَاثَةٌ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ رَجُلٌ آمَنَ بِالْكِتَابِ الْأَوَّلِ وَالْكِتَابِ الْآخِرِ وَرَجُلٌ لَهُ أَمَةٌ فَأَدَّبَهَا فَأَحْسَنَ تَأْدِيبَهَا ثُمَّ أَعْتَقَهَا وَتَزَوَّجَهَا وَعَبْدٌ مَمْلُوكٌ أَحْسَنَ عِبَادَةَ رَبِّهِ وَنَصَحَ لِسَيِّدِهِ (رواه أحمد)

Ada tiga orang yang memperoleh pahala dua kali, yaitu seseorang yang mengimani Kitab yang pertama dan terakhir, seseorang yang memiliki budak perempuan lalu mendidiknya kemudian menjadi baik pendidikannya, kemudian memerdekakannya dan mengawininya, dan seorang budak laki-laki yang baik ibadahnya kepada Tuhannya dan mau memberi nasehat kepada tuannya (H.R. Ahmad).
Menurut Abu Louis Ma’ruf (1986) dalam Shobron menyebutkan bahwa kata ta’lîm, tarbiyah dan ta‘dîb berasal dari kata kerja  رَبَّى, عَلَّمَ  dan أَدَّبَ.     عَـلَّمَ  adalah  جَعَلَهَا لَهُ أَمَاَرَةً يَعْرفُهَاyang mengandung makna: menjadikan seseorang tahu. رَّبى adalahغَـذَاهُ وَجَعَلَهُ يَرْبُوْ  yang mengandung makna: memelihara dan mengasuh   yang cenderung pada perkembangan jasmani. Sedang  أَدَّبَ adalah  هَذَّبَهُ وَرَاضَ أَخْلاَ قَهُ  yang mengandung arti: mendidik dan melatih akhlak (Shobron, 2010: 267).
Memahami makna dari masing-masing terma di atas, dapat dikemukakan bahwa ta’lîm lebih menonjolkan pada aspek pengetahuan kognitif, tarbiyah lebih menekankan pada pemeliharaan dan asuhan dengan kasih sayang, sedang ta‘dîb mencakup pengetahuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan demikian secara konseptual ta‘dîb sudah mencakup pengetahuan (’ilm), pengajaran (ta’lîm) dan pengasuhan yang baik (tarbiyah). Oleh karena itu, ta‘dîb merupakan istilah yang tepat untuk menunjukkan pendidikan dalam Islam.
Adapun mengenai pengertian istilah “pendidikan” akan dikemukakan beberapa pemikiran yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan, antara lain:
1.   Syed Muhammad al-Naquib al-Attas dalam Shobron (2010: 268) menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses penanaman sesuatu ke dalam diri manusia.
2. Omar Muhammad al-Touny al-Syaebany dalam Shobron (2010: 268) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan di dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial, serta hubungannya dengan alam sekitar di mana ia hidup.
3.  Ahmad D. Marimba dalam Shobron (2010: 268) menyatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
4.      Hasil rumusan Konggres se-Dunia ke-II pada tahun 1980 tentang Pendidikan Islam (dikutip dalam M. Arifin, 1987: 15) dalam Shobron (2010: 268) menetapkan bahwa pendidikan adalah usaha mengembangkan seluruh aspek kehidupan manusia, baik spiritual, intelektual, imajinasi (fantasi), jasmaniah, ilmiah, linguistik, baik secara individual maupun kolektif, serta mendorong aspek-aspek itu ke arah kebaikan dan ke arah pencapaian kesempurnaan hidup.
Dengan demikian, keempat pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan pendidik untuk mengembangkan kemampuan anak didik dengan mengarahkan, membimbing dan memimpin perkembangan jasmani dan rohani agar terbentuk kepribadian yang utama.

B.     Dasar-dasar Pendidikan

Dasar ajaran agama Islam adalah Kitab Allah dan Sunnah Rasul yang disebut dengan al-Qur‘ân dan Hadîts. Hal ini berlandaskan pada salah satu firman Allah dalam  Q.S. al-Nisâ‘/4: 59:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur‘ân) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada A  llah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (Q.S. An-Nisa’: 59).
 Di samping itu sebagaimana terungkap dalam Hadîts berikut:

تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ

Aku tinggalkan padamu dua urusan, sekali-kali kamu tidak akan sesat selama kamu sekalian berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya (HR. Malik).
 Oleh karena dasar ajaran agama Islam adalah al-Qur‘ân dan Hadîts, dan karena pendidikan dalam Islam adalah pendidikan yang mendasarkan pada ajaran agama Islam, maka dasar pendidikan dalam Islam yang utama adalah al-Qur‘ân dan Hadîts.

C.    Batas-batas Pendidikan

Batas pendidikan yang dimaksud di sini adalah kapan pendidikan dapat dimulai dan kapan pendidikan bisa diakhiri. Dalam konsep Islam, pendidikan berlangsung seumur hidup, sebagaimana ungkapan ahli hikmah berikut:

اطْلُبُوْا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

Tuntutlah ilmu dari sejak dalam ayunan sampai ke liang lahat (mulai bayi sampai mati).
Dalam dunia pendidikan secara umum, konsep di atas dikenal dengan life long education. Meski demikian, pada hakekatnya pendidikan baru bisa dimulai pada saat anak telah mengenal kewibawaan atau pada saat anak telah mencapai masa kritis atau trotzalter pertama (sekitar usia 2 – 4 tahun), di mana pada usia ini anak mulai mengenal egonya, dan sadar akan tenaga dan kemampuan diri.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan sejak anak lahir sampai mencapai masa kritis adalah merupakan pemeliharaan yang mengarah pada persiapan ke arah pendidikan yang nyata. Sedang upaya-upaya yang dilakukan sebelum anak dilahirkan adalah merupakan upaya untuk mempengaruhi kejiwaan anak yang sedang dikandung, yang merupakan pendidikan tidak langsung.
Islam tidak menghenal “henti dalam pendidikan/belajar”. Selama seseorang masih diberi kesempatan untuk hidup, maka ia masih berkewajiban untuk belajar, meski secara  non formal ataupun in formal (belajar di jalur luar sekolah).

D.    Catur Pusat Pendidikan

Dalam Islam, pusat-pusat pendidikan dapat digolongkan dalam catur pusat pendidikan, yaitu keluarga, masjid, sekolah dan masyarakat.
Keluarga adalah pusat pendidikan pertama dan utama. Dikatakan sebagai pusat pendidikan pertama, karena anak mulai dikenalkan dengan nilai-nilai baik dan buruk – tentu ukurannya adalah norma-norma Islam – pertama kali dari kedua orang tuanya atau orang-orang yang dekat, yang berada dalam lingkungan  keluarganya. Sedang dikatakan sebagai pusat pendidikan yang utama, karena yang lebih bertanggung jawab atas pendidikan peserta didik adalah orang tua mereka, meski mereka sudah mengenal masyarakat, masjid maupun sekolah.
Masjid, di samping memiliki fungsi keagamaan juga memiliki fungsi sosial (Shobron, 2010: 271). Sebagai fungsi keagamaan, masjid dijadikan sebagai tempat melaksanakan shalat lima waktu dan ibadah-ibadah lainnya serta digunakan sebagai tempat kegiatan syiar Islam. Sedang sebagai fungsi sosial, masjid dijadikan sebagai tempat musyawarah, tempat menyelesaikan masalah-masalah yang muncul di tengah-tengah masyarakat, tempat mempererat hubungan dan ikatan jamaah; di samping sebagai tempat pendidikan, yaitu tempat mempelajari agama Islam, untuk tempat bertanya dan memberikan jawaban-jawaban tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh orang Islam.
Sekolah atau madrasah adalah lembaga pendidikan formal. Lembaga-lembaga pendidikan jenis ini didirikan bagi peserta didik dan dirancang secara berjenjang dan berkesinambungan, baik dari tingkat SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA, sampai tingkat PT/Jâmi’ah.
Masyarakat, yaitu lembaga-lembaga pendidikan yang diselenggarakan langsung oleh masyarakat, antara lain dalam bentuk kursus-kursus, pelatihan-pelatihan, dan lain sebagainya. Pendidikan yang diselenggarakan dalam lembaga ini biasanya tidak berjenjang dan tidak berkesinambungan, dan diadakan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti pelatihan mubaligh/mubalighat, pelatihan khotib Jum’at, pelatihan kepemimpinan/manajemen, kursus tilâwah, dan lain sebagainya.  Lembaga ini sering disebut dengan pendidikan non formal.
Keempat pusat pendidikan di atas diharapkan dapat bekerja sama dengan baik dan bisa saling mendukung untuk tercapainya tujuan pendidikan.
 PENUTUP
SIMPULAN
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan pendidik untuk mengembangkan kemampuan anak didik dengan mengarahkan, membimbing dan memimpin perkembangan jasmani dan rohani agar terbentuk kepribadian yang utama. Pendidikan dalam Islam adalah pendidikan yang mendasarkan pada ajaran agama Islam, maka dasar pendidikan dalam Islam yang utama adalah al-Qur‘ân dan Hadîts. Batas-batas pendidikan adalah kapan pendidikan dapat dimulai dan kapan pendidikan bisa diakhiri.
DAFTAR PUSTAKA
Shobron, Sudarno. dkk. 2010. Studi Islam 3. Surakarta: Lembaga pengembangan Ilmu-Ilmu Dasar.

Senin, 23 Juli 2012

RENUNGKANLAH...!!!

Pada beberapa bulan yang lalu., atau mingkin setahun yang lalu tepatnya pada bulan Ramadhan tahun yang lalu. Apakah Qta masih diberikan kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan yang akan datang..?? (atau lebih tepatnya bulan Ramadhan tahun ini).
Bersyukurlah karena Qta masih dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Masih diberikan kesempatan untuk merasakan indahnya bulan Ramadhan yang penuh dengan maghfiroh ini. Karena banyak diantara teman-teman Qta., atau mungkin saudara dan kerabat dekat Qta yang mereka tidak diberikan kesempatan untuk merasakan bulan Ramadhan tahun ini. Banyak juga yang masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan ni., tetapi mereka tidak bisa merasakan nikmatnya bulan Ramadhan. Yaitu mereka yang sakit dan tidak memungkinkan untuk berpuasa pada bulan Ramadhan ini. Sehingga mereka harus menggantinya di hari yang lain.
Qta semua tidak pernah tahu., kapan Qta akan berpulang ke hadapan-Nya. Tidak ada yang bisa menjamin untuk Qta masih bisa bertemu lagi dengan bulan Ramadhan yang akan datang. Jika sudah sampai waktu Qta., maka tak kan ada seorang pun yang mampu untuk mencehahnya ataupun menundanya sedetik pun.
Untuk itu., maksimalkan bulan Ramadhan tahun ini kawan..!! Jangan biarkan momen Ramadhan ini akan berlalu dengan sia-sia.
Karena bisa jadi., INI ADALAH RAMADHAN TERAKHIR DALAM HIDUP KITA..

Rabu, 18 Juli 2012

LASKAR PELANGI (Andrea Hirata) Dalam Tinjauan Struktural

LASKAR PELANGI
Karya: Andrea Hirata
Dalam Tinjauan Struktural
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengkajian Fiksi
Pengampu: Dr. Ali Imran Al-Ma’ruf, M. Hum.

Disusun Oleh :
Nama        :Luqmanul Hakim
NIM          :A 310 100 072

PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

Identitas Novel Laskar Pelangi
Judul                   : Laskar Pelangi
Penulis
                : Andrea Hirata
Penerbit
              : Bentang
Kota Terbit
         : Jl. Pandega Padma 19, Yogyakarta
Tahun Terbit
       : Cetakan I, April 2011
Tebal halaman
    : 545 halaman
Harga                 : Rp.69.000,-

Sinopsis Novel
Di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur. Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah dan Pak Harfan, serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah akan ditutup. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Sembilan siswa yang datang yaitu, Ikal, Mahar, Lintang, Kucai, Syahdan, Borek A Kiong, Trapani, dan Sahara. Pak Harfan dan Bu Mus hampir putus asa dan Pak Harfan pun telah menyiapkan naskah pidato penutupan sekolah itu. Tiba – tiba seorang ibu datang untuk mendaftarkan anaknya yang mengalami keterbelakangan mental, karena sekolah luar biasa hanya ada di bangka dan mereka tidak memiliki biaya untuk ke sana, anak yang menyelamatkan sekolah Muhammadiyah itu bernama Harun. Akhirnya sekolah itu pun tidak jadi ditutup.
Kegiatan belajar mengajar mereka dilakukan di sekolah yang sangat memprihatinkan. Misalnya, ruang kelas yang beralaskan tanah, beratap bolong-bolong sehingga bocor saat hujan, papan tulis yang berlubang sehingga terpaksa ditambal dengan poster Rhoma Irama, dan saat malam hari dipakai untuk menyimpan ternak. Dan begitu juga dengan kesepuluh anak Laskar Pelangi, yaitu nama yang diberikan oleh Bu Mus karena kesenangan mereka terhadap pelangi. Keadaan mereka juga memprihatinkan, bersekolah tanpa alas kaki, tidak memakai seragam, dan perjuangan lintang seorang anak pesisir yang jenius yang menempuh perjalanan 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah demi mendapatkan ilmu. Pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmubahkan terkadang hanya untuk menyanyikan Padamu Negeri di akhir jam sekolah.
Suka duka mereka dimulai dari, penempatan tempat duduk yang diatur oleh Bu Mus, perkenalan mereka pada hari pertama bersekolah, kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek yang dijuluki Samson karena badannya yang besar, pemilihan ketua kelas yang di menangkan oleh Kucai, pengalaman cinta pertama ikal, kemenangan SD muhammadiyah mengalahkan juara bertahan, yaitu sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah) pada lomba karnaval 17 Agustus yang dipimpin oleh Mahar dan lomba cerdas cermat yang dipimpin oleh Lintang.
Pada suatu hari, anak dari orang kaya yang bersekolah di sekolah PN, pergi dari rumahnya. Ayahnya mengerahkan seluruh upaya untuk mencarinya. Setelah anaknya di temukan, ayahnya berjanji akan menuruti semua kemauan anaknya, dan kemauan anaknya adalah pindah ke sekolah Muhammadiyah. Anak itu brnama Flo, dan ia hanya ingin duduk di sebelah Mahar, dan keputusannya tidak dapat di ganggu gugat. Dengan demikian anggota Laskar Pelangi bertambah satu menjadi 11 anak.
Kejadian yang paling menyedihkan yang dialami oleh anggota laskar pelangi ketika mereka kehilangan dua orang yang mereka sayangi, yaitu Pak Harfan yang meninggal dunia dan Lintang, siswa paling jenius anggota Laskar Pelangi,harus berhenti sekolah karena ayahnya telah meninggal dunia dan iya harus menghidupi keluarganya, karena iya anak laki-laki tertua. Dilanjutkan 12 tahun kemudian, saat Ikal kembali ke kampungnya dari sekolahnya yang mendapat bea siswa di University de Paris, Sorbonne untuk menyaksikan peluncuran buku oleh Mahar. Walaupun pada awal tahun 90-an, sekolah Muhammadiyah itu akhirnya harus ditutup karena tidak dapat mebiayai sekolah itu sendiri. Tetapi, sekolah itu telah menghasilkan murid-murid yang sukses. Lima tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal, Lintang, dan Mahar dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.
Semua itu, buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual yang ditanamkan oleh Bu Mus dan Pak Harfan. Kedua orang hebat yang mungkin bahkan belum pernah keluar dari pulau mereka sendiri di ujung paling Selatan Sumatera sana.
Banyak hal-hal inspiratif yang dimunculkan buku ini. Buku ini memberikan contoh dan membesarkan hati. Buku ini memperlihatkan bahwa di tangan seorang guru, kemiskinan dapat diubah menjadi kekuatan, keterbatasan bukanlah kendala untuk maju, dan pendidikan bermutu memiliki definisi dan dimensi yang sangat luas. Paling tidak laskar pelangi dan sekolah miskin Muhamaddiyah menunjukkan bahwa pendidikan yang hebat sama sekali tak berhubungan dengan fasilitas. Terakhir cerita laskar pelangi memberitahu kita bahwa bahwa guru benar-benar seorang pahlawan tanpa tanda jasa.

Fakta Cerita
A.     Tokoh-tokoh yang muncul dalam novel “Laskar Pelangi”
1.      Ikal : Tokoh 'aku' dalam cerita ini. Ikal yang selalu menjadi peringkat kedua memiliki teman sebangku bernama Lintang, yang merupakan anak terpintar dalam Laskar Pelangi. Ia berminat pada sastra, terlihat dari kesehariannya yang senang menulis puisi. Ia menyukai A Ling, sepupu dari A Kiong, yang ditemuinya pertama kali di sebuah toko kelontong bernama Toko Sinar Harapan. Pada akhirnya hubungan mereka berdua terpaksa berakhir oleh jarak akibat kepergian A Ling ke Jakarta untuk menemani bibinya.
2.      Lintang: Teman sebangku Ikal yang luar biasa jenius. Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak memiliki perahu dan harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota keluarga. Lintang telah menunjukkan minat besar untuk bersekolah semenjak hari pertama berada disekolah. Ia selalu aktif didalam kelas dan memiliki cita-cita sebagai ahli matematika. Sekalipun ia luar biasa pintar, pria kecil berambut merah ikal ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya. Cita-citanya terpaksa ditinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal.
3.      Sahara: Satu-satunya gadis dalam anggota Laskar Pelangi. Sahara adalah gadis keras kepala berpendirian kuat yang sangat patuh kepada agama. Ia adalah gadis yang ramah dan pandai, ia baik kepada siapa saja kecuali pada A Kiong yang semenjak mereka masuk sekolah sudah ia basahi dengan air dalam termosnya.
4.      Mahar: Pria tampan bertubuh kurus ini memiliki bakat dan minat besar pada seni. Pertama kali diketahui ketika tanpa sengaja Bu Muslimah menunjuknya untuk bernyanyi di depan kelas saat pelajaran seni suara. Pria yang menyenangi okultisme ini sering dipojokkan teman-temannya. Ketika dewasa, Mahar sempat menganggur menunggu nasib menyapanya karena tak bisa ke manapun lantaran ibunya yang sakit-sakitan. Akan tetapi, nasib baik menyapanya dan ia diajak petinggi untuk membuat dokumentasi permainan anak tradisional setelah membaca artikel yang ia tulis di sebuah majalah, dan akhirnya ia berhasil meluncurkan sebuah novel tentang persahabatan.
5.      A Kiong: Anak Hokian. Keturunan Tionghoa ini adalah pengikut sejati Mahar sejak kelas satu. Baginya Mahar adalah suhunya yang agung. Kendatipun pria kecil ini berwajah buruk rupa, ia memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong pada siapapun kecuali Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, ternyata mereka berdua saling mencintai satu sama lain.
6.      Syahdan: Anak nelayan yang ceria ini tak pernah menonjol. Kalau ada apa-apa dia pasti yang paling tidak diperhatikan. Misalnya ketika bermain sandiwara, Syahdan hanya kedapatan jadi tukang kipas putri dan itupun masih banyak kesalahannya. Syahdan adalah saksi cinta pertama Ikal, ia dan Ikal bertugas membeli kapur di Toko Sinar Harapan semenjak Ikal jatuh cinta pada A Ling. Syahdan ternyata memiliki cita-cita yang tidak pernah terbayang oleh Laskar Pelangi lainnya yaitu menjadi aktor. Dengan bekerja keras pada akhirna dia menjadi aktor sungguhan meski hanya mendapatkan peran kecil seperti tuyul atau jin... Setelah bosan, ia pergi dan kursus komputer. Setelah itu ia berhasil menjadi network designer.
7.      Kucai: Ia adalah ketua kelas sepanjang generasi sekolah “Laskar Pelangi”. Ia menderita rabun jauh karena kurang gizi, dan penglihatannya mellenceng dua puluh derajat. Laki-laki ini sejak kecil bisa menjadi politikus dan akhirnya terwujud ketika ia dewasa menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong.
8.      Borek: Pria besar maniak otot. Borek selalu menjaga citranya sebagai laki-laki macho. Ketika dewasa ia menjadi kuli di took milik A Kiong dan Sahara.
9.      Trapani: Pria tampan yang pandai dan baik hati ini sangat mencintai ibunya. Apapun yang ia lakukan harus selalu didampingi ibunya, seperti misalnya ketika mereka akan tampil sebagai band yang dikomando oleh Mahar, ia tidak mau tampil jika tak ditonton ibunya. Cowok yang bercita-cita menjadi guru ini akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa karena ketergantungannya terhadap ilmunya.
10.  Harun: Pria yang memiliki keterbelakangan mental ini memulai sekolah dasar ketika ia berumur 15 tahun. Laki-laki jenaka ini senantiasa bercerita tentang kucingnya yang berbelang tiga dan melahirkan tiga anak yang masing-masing berbelang tiga pada tanggal tiga kepada Sahara dan senang sekali menanyakan kapan libur lebaran pada Bu Muslimah. Ia menyetor 3 buah botol kecap ketika disuruh mengumpulkan karya seni kelas enam.
11.  A Ling: Cinta pertama Ikal yang merupakan saudara sepupu A Kiong. A Ling yang cantik dan tegas ini terpaksa berpisah dengan Ikal karena harus menemani bibinya yang tinggal sendiri.
12.  Bu Muslimah: Dia adalah Ibunda guru “Laskar Pelangi”. Wanita lembut ini adalah pengajar pertama “Laskar Pelangi” dan merupakan guru yang paling berharga bagi mereka.
13.  Pak Harfan: Nama lengkap K.A.Harfan Efendi Noor bin K.A. Fadillah Zein Noor. Beliau adalah kepala sekolah Muhammadiyah yang sangat baik hati dan penyabar meski murid-murid awalnya takut melihatnya.
14.  Flo: Nama aslina adalah Floriana, seorang anak tomboi yang berasal dari keluarga kaya. Dia merupakan murid pindahan dari sekolah PN yang kaya dan sekaligus tokoh terakhir yang muncul sebagai bagian dari laskar pelangi. Awal pertama kali masuk sekolah, ia sempat membuat kekacauan dengan mengambil alih tempat duduk Trapani sehingga Trapani yang malang terpaksa tergusur. Ia melakukannya dengan alasan ingin duduk di sebelah Mahar dan tak mau didebat.

B.     Alur
Novel ini menggunakan alur maju, karena dalam cerita ini tidak terdapat kilas balik sehingga membuat para pembaca penasaran apa yang terjadi di kisah selanjutnya. Buku novel ini merupakan Tetralogi.


C.     Latar
1.      Latar Tempat
Terdapat beberapa latar tempat dalam novel ini, antara lain sebagai berikut.
a.       Sekolah Muhammadiyah
b.      Gedung Sekolah PN
c.       Sebuah jalan pinggir rawa
d.      Pohon filicium
e.       Toko Sinar Harapan
f.       Halaman kelenteng
g.      Podium kehormatan
h.      Pangkalan punai
i.        Tempat lomba cerdas cermat
j.        Masjid Al-Hikmah
k.      Gunung Semulur
l.        Di atas perahu
m.    Pulau Lanun
n.      Bioskop
o.      Zaal batu

2.      Latar Waktu
Terdapat beberapa waktu yang menjadi latar waktu dalam novel ini antara lain sebagai berikut.
a.       Menjelang maghrib
b.      Setelah shubuh
c.       Pagi hari
d.      Sore hari
e.       Siang hari

3.      Latar Sosial
Sedangkan untuk latar sosial ada beberapa keadaan sebagai berikut.
a.       Menyenangkan
b.      Menyedihkan
c.       Menegangkan


D.    Sarana Cerita
1.      Judul
Judul “Laskar Pelangi” itu unik dan menarik serta menjadikan rasa penasaran para pembaca dan mampu menggambarkan atau mewakili seluruh cerita.

2.      Sudut Pandang
Memakai kata ganti orang pertama tunggal atau memakai akuan sertaan karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata Aku.
3.      Gaya dan Nada
a.       Bahasa
Bahasa yang digunakan tetap bahasa Indonesia tetapi tidak jarang kita jumpai bahasa daerah yang dimana tempat kejadiannya adalah Belitung, yaitu pulau terpencil yang ada di Sumatra.
b.      Nada
Penulis menggunakan berbagai nada dalam mengungkapkan pikiran, seperti marah, sedih, mengharukan, dan bahagia.

E.     Tema
Persahabatan sepuluh anak yaitu Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong, Trapani, Borek, Kucai dan satu-satunya wanita di kelas mereka, Sahara dari orang kecil yang mempunyai cita-cita yang tinggi dengan bersekolah di pendidikan rakyat kecil Sekolah Muhamadiyah.

F.     Amanat
1.  Ajaran yang berpegang teguh pada agama serta kerja keras dan tekad yang pantang menyerah dalam mencapai cita-cita.
2.      Janganlah menyerah, hiraukan orang yang menggangumu, teruslah berjalan jika menurutmu itu benar.
3.   Dari bersekolah dengan sungguh-sungguh cita-cita akan tercapai walaupun dengan usaha dan perjuangan yang sulit.