Laman

Jumat, 22 Juni 2012

CONTOH Resensi Buku Kumpulan Cerpen "Godlop"




Daya Tarik Karya Sastra dari Seniman Sejati

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmspJCuobPMYcW1D8y6ccxm21rmvEiQtjlRuj7Wk0-XdQBS_OUJTZ1N-zGQiVkSV4VO-Vh3EELzHRbduDZAJUcirdcLdgH2WUs9CfNmzJ-O7Eq4g-CUU2-XumhC2ipJfvIowFsLET24DUy/s320/7808017.jpg

Judul Buku                    : Godlob
 Penulis                         :  Danarto
 Penerbit                       : Matahari
Cetakan                        : II, April 2004
Tebal Buku                   : ix + 224 halaman
Danarto, seorang seniman yang telah menunjukkan bakat menulisnya sejak berumur 17 tahun ini, kembali mewarnai karya sastra Indonesia dengan buku kumpulan cerpennya yang berjudul Godlob. Judul tersebut diambil dari salah satu cerpennya yang mempunyai judul yang sama yaitu, Godlob. Dalam cerpen ini, Danarto memberikan unsur-unsur yang berbeda dari karya yang biasanya. Cerpen ini bercerita tentang seorang anak yang dibunuh oleh ayahnya sendiri agar sang anak bergelar “pahlawan”. Cerita dalam cerpennya juga tidak bisa ditebak dan memberikan amanat tersendiri bagi pembacanya. Cerita yang diangkat sangat berbeda dengan cerita pada umumnya. Dengan kata lain, Danarto mampu mengangkat sebuah cerita yang membosankan menjadi sebuah cerita yang sangat menakjubkan. Bakhan, beberapa cerpennya berhasil di-translate ke berbagai bahasa. Antara lain bahasa Inggris, Jerman, dan Prancis. Buku kumpulan cerpen ini memang sangat menakjubkan. Tak heran jika buku ini telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, salah satunya adalahbahasa inggris yang diterjemahkan oleh Herry Aveling dengan judul Abracadabra. Sebenarnya, arti dari judul Godlobsendiri masih mengundang pertanyaan. Kata “Godlob” mungkin merupakan bahasa asing atau bahasa serapan dari bahasa lain.
Dalam buku kumpulan cerpennya, Godlob. Terdapat sembilan cerpen yang sangat menarik. Kesembilan cerpen tersebut memiliki cerita yang sangat fenomenal, tragis, religius serta mengandung unsur magis. Unsur magis yang sangat kental terdapat pada cerpennya yang berjudul Amargedon. Dimana dalam cerpen tersebut terdapat tiga tokoh yang paling berperan yaitu ibu, anak, dan bekakra-an. Bekakra-an yang tak lain adalah sesosok yang berkepala, tetapi tak memiliki badan, dengan alat-alat tubuhnya didalam yang masih utuh : kerongkongan, paru-paru, jantung, limpa, urat darah, urat syaraf, dan usus-ususnya. Dengan kata lain, Danarto menghasilkan tokoh baru yaitu makhluk halus. Dalam cerpen ini, Danarto juga mampu menggabungkan kejadian-kejadian mistis menjadi sebuah cerpen yang menarik.
Pada esai Burton Raffel dalam “The Asian Wall Street Journal” 28 Februari 1980 menyatakan bahwa yang paling menarik adalah eksperimentalis Danarto. Karya-karya Danarto juga dinilai melebihi karya sastra yang ada di Eropa maupun Amerika dewasa itu. Berbicara tentang eksperimen, cerpen yang berjudul Abracadabra dan Sandiwara Atas Sandiwara merupakan kurun dalam perjalanan yang menunjukkan gejolah dan permasalahan yang teradi dalam hidup. Selain itu, semua karya cerpennya juga tidak dapat ditebak jalan ceritanya, seperti cerpen Kecubung Penghasilan. Jalan cerita yang berliku-liku dan rumit membuat orang merasa takjub dengan keindahan karya sastranya ini. Sebenarnya, cerita yang diangkat adalah cerita yang sering kita jumpai bahkan kita sendiri tak pernah berpikir untuk mengangkat cerita sesederhana itu. Namun, di tangan Danarto, cerita ini disulap menjadi cerita yang penuh dengan konflik, tetapi berakhir bahagia. Cerpen Kecubung Penghasilan ini menceritakan tentang seorang wanita gelandangan yang mengandung anaknya 8 bulan. Setiap hari ia selalu mencari makan kesana kemari, namun tak pernah ditemukannya. Hingga akhirnya, ia pergi ke sebuah taman dan memakan bunga-bunga di taman.
Bagian yang menarik dari cerpen Kecubung Penghasilan adalah cerita tentang bunga-bunga yang penuh dengan konflik. Dalam cerpennya, bunga-bunga itu memiliki sifat sama seperti manusia. Memiliki persaan, dapat berbicara, berpikir, dan pintar seolah-olah bunga-bunga itu adalah seorang manusia yang bisa hidup bebas. Bahkan bunga-bunga di taman itu bisa membunuh dirinya sendiri dengan pertumpahan darah sengit seperti layaknya perang manusia.
Dari semua cerpen yang ada di buku itu, sebagian besar mengandung cerita-cerita tentang pembunuhan, pemberontakan, magis, mistis dan realigi. Cerita yang ditampilkan sangat menakjubkan. Bahasa yang digunakan sangat menunjukkan bahwa Danarto adalah seniman sejati. Ceritra yang ditampilkan berbeda dengan cerita biasanya dan tokoh yang digambarkan sebenarnya tidak masuk akal pikiran manusia atau hanya imajinasi yang tak mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Cerita yang ditampilkan termasuk panjang dan bahasanya agak sulit dimengerti. Bagi orang yang tidak menyukai sastra, mungkin buku ini sedikit membosankan. Namun, bagi pecinta karya sastra, buku ini sangat menarik. Terlebih, semua cerpen ini dibuat pada tahun 1960-an. Sehingga, bahasa yang digunakan lebih sulit dimengerti oleh anak-anak remaja zaman sekarang dan cerita yang  juga mengarah pada masa-masa 1960-an.

Rabu, 20 Juni 2012

CONTOH Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama   : Luqmanul Hakim
NIM    : A 310 100 072
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah                       : SMP N 2 Ponorogo
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester            : VIII/2 (genap)
Alokasi Waktu            : 4 x 40 menit

A.    Standar Kompetensi
13.      Memahami unsur-unsur novel remaja (asli/terjemahan) yang dibacakan.
B.     Kompetensi Dasar
13.1    Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja (asli/terjemahan) yang dibacakan.
C.    Tujuan Pembelajaran
1.      Siswa mampu mendeskripsikan definisi novel dan jenis-jenis novel
2.      Siswa mampu mengidentifikasi karakter tokoh dalam novel yang dibacakan

D.    Karakter yang diharapkan setelah siswa mengikuti PBM
1.      Teliti
2.      Berani
3.      Jujur
4.      Tekun
5.      Peduli

E.     Materi Pembelajaran
1.      Novel (terlampir)
2.      Penokohan dalam novel (terlampir)
F.     Langkah-langkah dan Metode Pembelajaran
No
Kegiatan Pembelajaran
Metode
Waktu
1
Kegiatan Awal
a.    Guru mengucap salam kepada siswa
b.   Guru memperkenalkan materi dan tujuan dari kegiatan pembelajaran


Ceramah


10 menit
15 menit
2
Kegiatan Inti
a.    Eksplorasi
·   Pembagian kelompok diskusi
·   Pembagian materi untuk setiap kelompok
b.   Elaborasi
·   Salah satu siswa dari tiap kelompok membacakan novel yang sudah dibagikan
·   Semua anggota kelompok mengidentifikasi penokohan dalam novel yang dibacakan
c.    Konfirmasi
·   Siswa melakukan simulasi/peragaan dari penokohan dalam novel yang dibacakan
·   Siswa menyimpulkan penokohan dalam novel yang sudah dibacakan




Kerja kelompok


Diskusi


Inquiry



Simulasi


Penugasan



15 menit

10 menit


15 menit


20 menit



25 menit


15 menit

3
Kegiatan Akhir
a.    Siswa dan guru melakukan refleksi
b.   Siswa dan guru melakukan evaluasi


Tanya-jawab

15 menit
20 menit







G.    Sumber Belajar
1.      Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
2.      Shirazy, Habiburrahman El. 2005. Ayat-Ayat Cinta. Jakarta: Penerbit Republika.


H.    Penilaian
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
Tes tulis
Uraian Obyektif
1.   Apakah novel itu? Sebut dan jelaskan jenis-jenisnya!
2.   Dalam novel Ayat-Ayat Cinta, jelaskan karakter dari tokoh Fahri dan Bahadur!
3.   Sebutkan tokoh-tokoh protagonis dan tokoh-tokoh antagonis dalam novel Ayat-Ayat Cinta!
4.   Siapakan tokoh utama dalam novel Ayat-Ayat Cinta?

1.      Apakah novel itu? Sebut dan jelaskan jenis-jenisnya!
Kegiatan
Skor
a.    Siswa mampu menjelaskan definisi novel dan menyebutkan jenis-jenisnya.
b.   Siswa hanya mampu menjelaskan definisi novel atau menyebutkan jenis-jenisnya saja.
c.    Siswa tidak mampu menjawab.
25
15

0

2.      Dalam novel Ayat-Ayat Cinta, jelaskan karakter dari tokoh Fahri dan Bahadur!
Kegiatan
Skor
a.    Siswa mampu menjelaskan karakter kedua tokoh dengan benar.
b.   Siswa mampu menjelaskan karakter kedua tokoh tapi kurang tepat.
c.    Siswa tidak mampu menjelaskan karakter kedua tokoh.
25
15
0

3.      Sebutkan tokoh-tokoh protagonis dan tokoh-tokoh antagonis dalam novel Ayat-Ayat Cinta!
Kegiatan
Skor
a.    Siswa mampu menyebutkan tokok-tokoh protagonis dan tokkoh-tokoh antagonis dalam novel dengan tepat.
b.   Siswa kurang tepat dalam menyebutkan tokoh-tokoh protagonis dan tokoh-tokoh antagonis dalam novel.
c.    Siswa tidak mampu menyebutkan kedua macam tokoh tersebut dari novel.
25

15

0

4.      Siapakan tokoh utama dalam novel Ayat-Ayat Cinta?
Kegiatan
Skor
a.    Siswa mampu menemukan tokoh utama dalam novel dengan tepat.
b.   Siswa kurang tepat dalam menentukan tokoh utama dalam novel.
c.    Siswa tidak mampu menentukan tokoh utama dalam novel.
25
10
0

Penilaian:

Jumlah skor total = n1 + n2 + n3 + n4
                                    = 25 + 25 + 25 + 25
                                    = 100
                                   

                                                                                                                      Ponorogo, 2 Juni 2012
Mengetahui,
Kepala Sekolah,                                                              Guru Mata Pelajaran,
                                                                                                                                   

                                                                                                                                                                                                    Drs. H. Ali Sulaiman, M.Pd.                                                            Luqmanul Hakim, S.Pd.
            NIP.                                                                                       NIP.



Lampiran Materi:
Novel
Novel (Inggris: novel) merupakan bentuk karya yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannya yang kemudian, novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Novel dibangun dari dua unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur-unsur pembangun sebuah novel antara lain seperti plot, tema, penokohan, dan latar.
Terdapat dua jenis novel yaitu:
1.      Novel Serius
Novel serius harus sanggup memberikan yang serba berkemungkinan, dan itulah sebenarnya makna sastra yang sastra. Membaca novel serius, jika ingin memahaminya dengan baik, diperlukan daya konsentrasi yang tinggi dan disertai kemauan untuk itu. Novel serius biasanya berusaha mengungkapkan sesuatu yang baru dengan cara pengucapan yang baru pula. Oleh karena itu, dalam novel serius tidak akan terjadi sesuatu yang bersifat stereotip, atau paling tidak pengarang berusaha untuk menghindarinya. Jika hal itu terjadi, biasanya ia dianggap sebagai sesuatu yang mengurangi kadar literer karya yang bersangkutan, sebagai suatu cela.
2.      Novel Populer
Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca di kalangan remaja. Ia menampilkan masalah-masalah yang actual dan selalu menzaman,namun janya sampai pada tingkat permukaan. Oleh karena itu, novel populer pada umumnya bersifat artifisial, hanya bersifat sementara, cepat ketinggalan zaman, dan tidak memaksa orang untuk membacanya sekali lagi.

Penokohan
Istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan “perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang  jelas terhadap pembaca.  Jumlah tokoh cerita yang terlibat dalam novel dan cerpen terbatas, apalagi yang berstatus tokoh utama. Tokoh-tokoh cerita novel biasanya ditampilkan secara lebih lengkap.
Dalam penokohan juga terdapat perbedaan tokoh, antara lain:
1.      Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokoh- tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan plot secara keseluruhan. Ia selalu hadir sebagai pelaku, atau yang dikenai kejadian dan konflik, penting yang mempengaruhi perkembangan plot. Sedangkan tokoh tambahan biasanya diabaikan
2.      Protagonis dan Tokoh Antagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnya secara populer disebut hero tokoh  yang merupakan pengejawantahan norma- norma, nilai- nilai, yang ideal bagi kita (Altenbernd & Lewis, 1966:59).
Tokoh antagonis adalah penyebab terjadinya konflik. Tokoh antagonis beroposisi dengan tokoh protagonis, secara langsung atau tak langsung, bersifat fisik ataupun batin. Penebab terjadinya konflik dalam sebuah novel, mungkin berupa tokoh antagonis, kekuatan antagonis, atau keduanya sekaligus.

Jumat, 15 Juni 2012

Validasi Data - Trianggulasi


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Validasi data adalah faktor terpenting dari hasil pengumpulan data penelitian. Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian karena sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan. Validitas membuktikan hasil yang diamati sudah sesuaidengan kenyataan dan memang sesuai dengan yang sebenarnya atau kejadiannya (Nasution, 2003:105)
Dalam penelitian kualitatif, validitas data biasanya dilakukan berbeda dengan penelitian non kualitatif karena paradigma alamiah penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian nonkualitatif (Moleong, 2004:175). Demikian pula kriteria-kriteria yang dipakai jelas jauh berbeda sehingga hasil keabsahannya atau validitasnya pun berbeda. Teknik pengujian yang dipergunakan dalam penentuan validitas data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain dari data tersebut sebagai bahan pembanding atau pengecekan dari data itu sendiri (Moleong, 2004:330). Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan yaitu pemeriksaan melalui sumber lain. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melaui waktu dan alat yang berbeda.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Validitas data ?
2.      Apa pengertian dari Trianggulasi data ?
3.      Bagaimana cara dan metode pengujian Validitas data?

C.    Tujuan
1.      Mendeskripsikan pengertian dari Validitas data
2.      Mendeskripsikan pengertian dari Trianggulasi
3.      Memaparkan cara dan metode pengujian Validitas data




BAB II
PEMBAHASAN
Validasi Data
Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian, karena sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan ataupun pengujian. Validitas membuktikan hasil yang diamati sudah sesuai dengan kenyataan dan memang sesuai dengan yang sebenarnya atau kejadiannya. Sehingga pada akhirnya data yang dihasilkan adalah data yang benar adanya dan tanpa rekayasa.
Dalam penelitian kualitatif, validitas data biasanya dilakukan berbeda dengan penelitian non kualitatif karena paradigma alamiah penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian nonkualitatif (Moleong, 2004:175). Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility (validitas interbal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas). Hal ini dapat digambarkan dalam table berikut.
Perbedaan istilah dalam pengujian Keabsahan data antara metode Kualitatif dan Kuantitatif
Aspek
Metode Kualitatif
Metode Kuantitatif
Nilai kebenaran
Validitas Internal
Kredibilitas (credibility)
Penerapan
Validitas Eksternal (generalisasi)
Transferability / Keteralihan
konsistensi
Reliabilitas
Auditability, Dependability
Natralitas
Obyektifitas
Confirmatibility (dapat dikonfirmasi)


Uji keabsahan data dalam penelitian Kualitatif adalah sebagai berikut.
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, trianggulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, dan member check. Berikut akan dibahas lebih lanjut tentang kegiatan-kegiatan tersebut.
1.      Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan ini berarti hubungan antara peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk, semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada lagi informasi yang disembunyikan ataupun dirahasiakan.
2.      Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
3.      Trianggulasi
Menutut William Wiersma (1986) dalam Sugiyono, Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data collection procedures (Sugiyono, 2010: 372). Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat trianggulasi sumber, trianggulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
a.      Trianggulasi Sumber
Trianggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Bagan trianggulasi dengan tiga sumber data.
Guru                                                    Teman


                        Orang Tua

b.      Trianggulasi Teknik
Trianggulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber data yang sama dengan teknik yang berbeda.
Bagan trianggulasi dengan tiga teknik pengumpulan data.
Wawancara                                         Observasi


                        Kuisioner/dokumen
c.       Trianggulasi Waktu
Waktu juga sangat mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih segar dan belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda.

Bagan trianggulasi dengan tiga waktu pengumpulan data.
Siang                                       Sore


                        Pagi
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.





BAB III
PENUTUP
Simpulan
Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian, karena sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan ataupun pengujian. Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, dan trianggulasi.





Daftar Pustaka
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moloeng, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.
Nasution, Prof. Dr. S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. 2010: Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.