- Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan
hasil dari pemikiran, khayalan, imajinasi dari seseorang yang dituangkan ke dalam
suatu wadah dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Jabrohim (2001;72),
menyatakan bahwa sastra (karya sastra) merupakan karya seni yang mempergunakan
bahasa sebagai mediumnya. Dengan memanfaatkan suatu bahasa biasanya pengarang
menuangkan segala luapan perasaan yang menceritakan tentang kehidupan yang
telah pengarang lihat, alami, dan rasakan ke dalam suatu karya sastra. Tidak
hanya kisah-kisah fakta yang pengarang tulis, namun karya sastra juga merupakan
hasil dari imajinasi seseorang sehingga sifat dari karya sastra itu fiksi.
Dalam sebuah karya fiksi,
sastra memberikan berbagai warna yang dituangkan dalam
permasalahan-permasalahan kemanusiaan dalam kehidupan sehingga kesan yang
ditonjolkan itu bisa dirasakan oleh para pembaca. Penelitian terhadap karya
sastra sangatlah penting dilakukan untuk mengetahui relevansi karya sastra
dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat, serta untuk mengetahui nilai-nilai
yang terkandung dalam karya sastra yang pada dasarnya mencerminkan keadaan
sosial dan budaya yang memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat.
Novel merupakan salah satu
dari karya sastra yang sering digunmakan sebagai sarana pembelajaran dalam
kehidupan sehari-hari, karena di dalam novel terdapat nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel bermacam-macam,
mulai dari nilai agama, nilai sosial, nilai pendidikan, nilai moral, nilai
budaya, dan lain-lain. Dari nilai-nilai yang terkandung dalam novel tersebut,
pembaca dapat belajar memahami tentang arti kehidupan dalam masyarakat.
Nilai budaya merupakan
salah satu nilai yang sering dijumpai dalam suatu karya sastra khususnya novel.
Ratna (2009:329), menyatakan bahwa karya sastra mengandung aspek-aspek kultural,
bukan individual. Dari sebuah novel kita dapat mengetahui nilai-nilai budaya
yang ada dalam masyarakat tertentu, baik budaya yang bersifat positif maupun
budaya yang bersifat negatif. Dari sinilah penulis memanfaatkan novel sebagai
sarana untuk pelestarian budaya serta menjaga budaya tersebut.
Dalam menulis sebuah karya
sastra, khususnya novel, pengarang novel sering menuangkan berbagai macam
budaya yang ada di sekitarnya ke dalam tulisannya.budaya-budaya tersebut dapat
berupa bahasa, adat-istiadat, kebiasaan dan masih banyal lagi budaya yang lain
untuk menjelaskan serta menggambarkan macam-macam budaya kepada pembaca.
- Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dan
topik pembahasan pada penelitian ini tidak keluar dari haluan dan permasalahan
yang sudah dirumuskan diperlukan adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Struktur novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad
Tohari.
2.
Nilai-nilai budaya yang terdapat dalam novel Ronggeng
Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dengan menggunakan tinjauan semiotik
- Rumusan Masalah
Agar permasalahan yang
akan dibahas menjadi terarah dan menuju tujuan yang diinginkan diperlukan
adanya perumusan masalah. Adapun permasalahan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana struktur novel Ronggeng Dukuh Paruk
karya Ahmad Tohari ?
2. Apa sajakah nilai-nilai budaya yang terdapat dalam novel Ronggeng
Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dengan menggunakan tinjauan semiotik ?
- Tujuan Penelitian
Agar penelitian ini lebih
terarah dan tidak menyimpang dari bahasan utamanya, dirumuskan tujuan dari penelitian
ini sebagai berikut.
1.
Memaparkan struktur novel Ronggeng Dukuh Paruk
karya Ahmad Tohari.
2.
Memaparkan nilai-nilai budaya yang terdapat dalam novel Ronggeng
Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dengan menggunakan tinjauan semiotik.
- Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini
peneliti ingin memberikan manfaat secara teoritis dan secara praktis. Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis berkaitan dengan substansi teks yang
melahirkan teori baru mengenai budaya pada sebuah karya sastra.
a.
Memberikan sumbangan terhadap ilmu bahasa, khususnya
dalam bidang kesusastraan yang mengarah pada pembinaan aspek nilai budaya yang
terkandung dalam karya sastra.
b.
Sebagai bahan pembanding untuk mengadakan penelitian
terhadap suatu karya sastra.
c.
Bermanfaat bagi kepustakaan studi sastra Indonesia agar
dapat dimanfaatkan oleh generasi penerus.
2.
Manfaat Praktis
Manfaat praktis berkaitan dengan apa yang dilakukan
peneliti agar nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya sastra mudah
dipahami oleh pembaca.
a.
Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan latihan dalam menganalisis sebuah karya sastra untuk menuju hasil
yang lebih baik.
b.
Bagi pembaca, hasil penelitian ini sebagai informasi tentrang nilai-nilai budaya yang terkandung
dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari sehingga pembaca
dapat menerapkan nilai-nilai tersebut setiap hariya.
c.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan peneliti ini dapat
menggunakannya sebagai tambahan informasi, memberikan kerangka penelitian
sejenis selanjutnya.
d.
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan ajar dalam mengapresiasikan karya sastra.
- Sistematika Laporan Penelitian
Sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
BAB I
Pendahulian, memuat antara
lain latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian yang terdiri
dari jenis penelitian,objek penelitian, data dan sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik validitas data, teknik analisis data, kerangka
pemikiran, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II
Berisikan tentang biografi
pengarang yang terdiri dari riwayat hidup pengarang, latar belakang pendidikan
pengarang, hasil karya pengarang, dan ciri khas kesusastraan pengarang.
BAB III
Merupakan bab inti yang
pertama dari penelitian yang akan membahas aspek struktural yang terdapat dalam
novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.
BAB IV
Meripakan bab inti
selanjutnya dari penelitian ini yang akan membahas analisis nilai budaya dalam
novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.
BAB V
Merupakan bab terakhir
dari penelitian ini yang akan memuat simpulan, saran, daftar pustaka, dan
lampiran-lampiran.
- Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian tentang budaya
telah dilakukan oleh Farida Nurul Hidayah (2006) dengan judul “Aspek Sosial
Budaya Novel Namaku Hiroko karya NH. Dini: Pendekatan Semiotik”.
Berdasarkan analisis aspek sosial budaya pada novel Namaku Hiroko yaitu
meliputi aspek agama Sinto, aspek adat sopan santun pergaulan masyarakat Jepang
yaitu adat memberi hadiah setiap berkunjung
dan adat membungkukkan badan untuk menghormati memberi salam, aspek
pakaian adat Jepang yaitu Kimono dan Yukata, aspek mata pencaharian sebagai
pembantu rumah tangga, pegawai toko, peragawati, dan penari stripis, aspek zina
dan aborsi, dan aspek cinta kasih.
Penelitian tentang nilai
budaya juga telah dilakukan oleh Andri Aliraksa (2008) dalam skripsinya yang
berjudul “Aspek Sosial Budaya Jawa Novel Mantra Pejinak Ular karya
Kuntowijoyo: Tinjauan Semiotik”. Hasil penelitian yang diperoleh dari analisis
semiotik pada novel Mantra Pejinak Ular adalah tradisi-tradisi dalam
budaya Jawa, transformasi budaya menuju budaya islami, demitologisasi pemikiran
bangsa, politisasi kesenian, demokrasi kontra gaya kekuasaan Jawa, dan perilaku
politik rezim Orde Baru.
Thomas Prasetyo (2010)
juga telah melakukan penelitian mengenai nilai budaya dalam skripsinya yang
berjudul “Aspek Budaya Novel Kronik Betawi karya Ratih Kumala: Tinjauan
Semiotik dan Implikasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA”. Hasil penelitian
yang ditemukan oleh Thomas Prasetyo dalam novel Kronik Betawi karya
Ratih Kumala, antara lain: sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan
organisasi masyarakat, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata
pencaharian, dan sistem teknologi.
- Kajian Teoretis/Landasan Teori
1.
Nilai
Nilai memiliki berbagai macam arti dan merupakan cara
yang digunakan dalam mengukur sesuatu. Dalam KBBI nilai memiliki arti (1)
harga(taksiran harga), (2) harga uang (dibandingkan dengan harga lainnya), (3)
angka kepandaian; biji; ponten, (4) banyak sedikitnya isi; kadar; mutu, (5)
sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, (6) sesuatu
yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.
Pepper (dalam Soelaeman, 1988:18) menyatakan bahwa nilai
dapat mengacu kepada berbagai hal seperti minat, kesukaan pilihan, tugas,
kewajiban agama, kebutuhan, keamanan, hasrat, keengganan, atraksi (daya tarik)
dan hal-hal yang berhubungan dengan perasaan dari orienmtasi seleksinya.
Rumusan nilai dapat diperluas dan dipersempit. Rumusan nilai yang luas dapat
meliputi seluruh perkembangan dan kemungkinan unsur-unsur nilai, perilaku yang
sempit diperoleh dari bidang keahlian tertentu, seperti dari satu kajian ilmu
sosial.
2.
Budaya
Budaya lahir dari kebiasaan yang telah disepakati dalam
siatu golongan atau kelompok dan bersifat abstrak. Koentjaraningrat (1985:9)
menyatakan bahwa budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah,
ialah bentuk jamak dari buddhi yang berartyi “budi” atau “akal”.
Koentjaraningrat (1985:1-2) menyatakan bahwa kebudayaan
sebagai keseluruhan hidup manusia yang kompleks, meliputi hukum, seni, moral,
adat-istiadat, dan segala kecakapan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Menekankan sejarah kebudayaan, yang memandang kebudayaan sebagai
warisan tradisi. Menekankan kebudayaan yang bersifat normatif, yaitu kebudayaan
dianggap sebagai cara dan aturan hidup manusia, seperti cita-cita, nilai dan
tingkah laku. Pendekatan
budaya dari aspek psikologis, kebudayaan sebagai langkah penyesuaian diri
manusia kepada lingkungan sekitarnya. Kebudayaan dipandang sebagai struktur,
yang membicarakan pola-pola dan organisasi kebudayaan serta fungsinya.
Kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan. Definisi kebudayaan yang
tidak lengkap dan kurang bersistem.
3.
Nilai Budaya
Sebagai insan yang tidak bisa
hidup sendiri, manusia selalu dihadapkan dengan nilai-nilai yang tyertanam dalam masyarakat. Nilai-nilai itu bersifat
abstrak namun mengikat.Koentjaraningrat menjelaskan bahwa nilai budaya
merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat. Suatu sistem nilai budaya
terdiri atas konsepsi-konsepsi, yang hidup dalam alam pikiran sebagian warga
masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam
hidup. Karena itu, sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman
tertinggi bagi kekuatan manusia. Sistem-sistem tata kelakuan manusia yang lain
yang tingkatnya lebih konkret, seperti aturan-aturan khusus, hukum, dan norma-norma,
semuanya juga berpedoman kepada sistem nilai budaya itu.
Kluckhohn (dalam Saputra,
2011), mengemukakan bahwa nilai
budaya merupakan sebuah konsep beruanglingkup
luas yang hidup dalam alam fikiran sebahagian
besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu
satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai-nilai budaya.
Menurut Koentjaraningrat (dalam
Saputra. 2011) mengemukakan bahwa nilai budaya terdiri dari konsepsi –
konsepsi yang hidup dalam alam fikiran
sebahagian besar warga masyarakat mengenai hal – hal yang mereka
anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan
orientasi dan rujukan dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang
dimiliki seseorang mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara – cara,
alat – alat, dan tujuan – tujuan pembuatan yang tersedia.
4.
Novel
Novel merupakan bentuk karya
sastra yang sekaligus disebut fiksi. Sebutan novel berasal dari bahasa Italia,
yaitu novella, dalam bahasa Jerman novelle. Secara harfiah novella
berarti “sebuah barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai “cerita
pendek dalam bentuk prosa”. Dewasa ini, istilah novella dan novelle
mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelet (Inggris: novellete),
yang berarti sebuah karya sastra prosa fiksi yang penjangnya cukupan, tidak
terlalu panjanhg, tetapi juga tidak terlalu pendek (Nurgiyantoro, 1995:9).
Tarigan (1993:164) menyatakan bahwa novel adalah cerita
fiktif yang melukiskan para tokoh, gerak serta kehidupan nyata yang
representatif dalam suatu keadaan yang agak kacau dengan panjang tertentu.
Dunia yang ditawarkan oleh novel merupakan dunia yang imajiner, yang dibangun
melalui unsur intrinsik seperti pariwisata, plot, tokoh (penokohan), latar,
serta sudut pandang yang kesemuanya bersifat imajiner (Nurgiyantoro, 1996:5).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa novel adalah
sebuah karya sastra (fiksi) yang bersisi tentang kisah hidup seseorang yang
dituangkan ke dalam tulisan.
5.
Teori Semioik
Teori semiotik merupakan ilmu
tentang tanda. Fungsi dari semiotik ini salah satunya untuk mengetahui arti
atau makna dalam sebuah karya dengan menganalisis tanda-tanda yang terkandung
dalam karya sastra tersebut. Secara dafinitif, menurut Paul Cobley dan Litza
Jans (dalam Suminto, 2000:1) menjelaskan bahwa semiotika berasal dari kata seme,
bahasa Yunani yang berarti “penafsir tanda”. Sementara literatur lain
menyebutkan bahwa semiotik berasal dari kata semion yang berarti
“tanda”. Dalam pengertian yang luas semiotik berarti studi sistematis mengenai
produksi dan interpretasi tanda, bagaimana kerjanya, dan apamanfaatnya terhadap
kehidupan manusia (Ratna: 2004). Rien T. Segers (dalam Sumito, 2000:1)
menjelaskan bahwa semiotik adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk
komunikasi yang terjadi dengan sarana signs ’tanda-tanda’ dan
berdasarkan pada sign system (code).
Peirce (dalam Junaedi. 2009) mengemukakan teori
segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni
tanda (sign), object, dan interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk
fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang
merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut
Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda
yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan
sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek.Objek atau acuan tanda
adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang
dirujuk tanda.
Penanda dan petanda memperoleh
arti dalam pertentangannya dengan penanda dan petanda yang lain. Hubungan
antara penanda dengan petanda bersifat arbitrer (Ratna, 2009:99). Menurut
Saussure (dalam Ratna, 2009:277) hubungan antara penanda dan petanda bersifat
pasti, monolitis. Ratna (2009:101) menyatakan bahwa dilihat dari faktor yang
menentukan adanya tanda, tanda dibedakan sebagai berikut.
a.
Representamen, ground,
tanda itu sendiri, sebagai perwujudan gejala umum.
b.
Object (designatum, denotatum,
referent), yaitu apa yang diacu.
c.
Interpretant,
tanda-tanda baru yang terjadi dalam batin penerima.
- Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir merupakan gambaran bagaimana penelitian
ini akan dilakukan. Tujuan dari adanya kerangka berfikir adalah agar suatu
penelitian yang dilakukan seorang peneliti arah berfikirnya menjadi jelas dan
rinci.
Langkah awal dalam penelitian ini adalah memahami dan
mempelajari isi dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.
Selanjutnya novel Ronggeng Dukuh Paruk didekati dengan dua pendekatan,
yaitu pendekatan strukturalisme dan pendekatan semiotik. Pendekatan
strukturalisme menghasilkan insur intrinsik yang berupa tema, alur, latar, dan
penokohan. Pendekatan semiotik menghasilkan nilai budaya. Hasil analisis struktur
dan analisis semiotik merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Setelah mendapatkan hasil analisis, maka penelitian ini disimpulkan.
- Metode Penelitian
Metode penelitian ialah
cara-cara yang akan digunakan oleh seorang peneliti dalam melakukan suatu
penelitian sesuai dengan objek dan jenis penelitian. Moleong (2004:17)
menjelaskan bahwa metode penelitian adalah jalan atau cara yang digunakan dalam
kegiatan penelitian yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur sesuai
dengan objek penelitian serta jenis penelitian. Dengan mengidentifikasi metode
penelitian yang sesuai terlebih dahulu, maka seorang peneliti akan menemukan
jalan mudah dalam melakukan penelitian karena dalam suatu metode penelitian
akan terpapar secara jelas tentang cara yang tepat dalam melakukan penelitian.
Salah satu metode yang
digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif. Moleong (2004:4)
menyatakan bahwa metode kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan.
Pertama, menggunakan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan
antara peneliti dan responden; dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih
dapat menyesuaikan dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan pola-pola nilai
yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
1. Pendekatan
dan Strategi Penelitian
a. Pendekatan
Penelitian deskriptif artinya untuk membuat pencandraan
(deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Suryabrata, dalam
Soejono 1999:21-22). Penelitian ini mendeskripsikan kata-kata, frasa, kalimat,
dan wacana yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Jenis penelitian yang
dilakukan peneliti dengan judul “Nilai Budaya dalam Novel Ronggeng Dukuh
Paruk karya Ahmad Tohari: Tinjauan Semiotik” adalah penelitian deskriptif.
b. Strategi Penelitian
Strategi penelitian merupakan rencana atau taktik yang
dipilih atau digunakan oleh seorang peneliti untuk melakukan suatu penelitian.
Menurut Sutopo (2006:180), strategi penelitian dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu bentuk studi kasus yang tidak terpancang/penjelajahan (Grounded
Research) dan studi kasus terpancang (Embedded Case Study).
Penelitian ini dapat digolongkan dalam Embedded Case Study karena objek
penelitian ini sudah ditentukan dan ditegaskan sebelum peneliti melakukan
penelitian, sasaran dalam penelitian ini yaitu nilai budaya yang terkandung
dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.
2. Objek
Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus menentukan
objek yang akan dikaji terlebih dahulu. Dengan kata lain, objek penelitian
dapat diartikan sebagai sasaran penelitian yang tidak lepas dari masalah
penelitian. Objek penelitian yang ada pada penelitian ini adalah nilai budaya
yang terkandung dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.
3. Data dan
Sumber Data
a. Data
Data pada dasarnya merupakan bahan mentah yang
dikumpulkan oleh penelitidari dunia yang dipelajarinya (Sutopo, 2002:73).
Adapun data dalam penelitian ini berwujud kata, ungkapan, dan kalimat yang
terdapat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari tahun 2011
( 406 halaman).
b. Sumber Data
Sumber data adalah asal dari mana data diperoleh. Sumber
data dalam penelitian ini adalah sumber asli, sumber tangan pertama
penyelidik. Dari sumber data ini akan
dihasilkan data primer yaitu data yang langsung dan segera diperoleh dari
sumber data oleh penyelidik untuk tujuan khusus. Sumber data primer penelitian
ini adalah novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.
4. Teknik
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
pustaka, simak, dan catat. Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan
sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data, teknik simak dan catat berarti
penulis sebagai instrumen kunci untuk melakukan penyimakan secara cermat,
terarah, dan teliti terhadap sumber data primer. Hasil penyimakan dicatat
sebagai data (Subroto, 1992:41-42). Adapun teknik pengumpulan data adalah
sebagai berikut.
a.
Teknik pustaka, yaitu penulis membaca novel Ronggeng
Dukuh Paruk secara keseluruhan.
b.
Teknik simak, yaitu penulis menyimak novel Ronggeng
Dukuh Paruk secara cermat dan teliti sehingga memperoleh data yang
diperlukan.
c.
Teknik catat, yaitu data yang diperoleh dari penyimakan
kemudian dicatat, sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian.
5. Teknik
Validasi (Keabsahan) Data
Moleong (2004:151) menyatakan bahwa teknik trianggulasi
data adalah keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Dengan
menggunakan data perbandingan antara data dari sumber data yang satu dengan
yang lain sehingga keabsahan dan kebenaran data akan diuji oleh sumber data
yang berbeda. Teknik validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik
trianmggulasi data.
6. Teknik
Analisis Data
Sesuai dengan jenis penelitian, analisis data dilakukan
dengan metode kualitatif untuk menganalisis novel Ronggeng Dukuh Paruk.
Dalam penerapannya digunakan model pembacaan heuristik dan pembacaan
hermeneutik, yaitu dengan cara menginterpretasikan secara struktural. Artinya,
pada tahap ini pembaca dapat menemukan arti (meaning) secara linguistik.
Adapun model pembacaan hermeneutik untuk mencari makna (meaning
of meaning atau significance). Model pembacaan ini merupakan cara
kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan membaca secara bolak-balik dari awal
sampai akhir. Dengan pembacaan bolak-balik itu, pembaca dapat mengingat
peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian di dalam teks sastra yang dibaca.
Selanjutnya, pembaca menghubungkan kejadian-kejadian tersebut antara yang satu
dengan yang lainnya. Sampai ia dapat menemukan makna karya sastra pada sistem
sastra yang tertinggi, yaitu makna keseluruhan teks sebagai sistem tanda (Riffaterre
dalam Sangidu, 2004:19).
Langkah awal dalam analisis novel Ronggeng Dukuh Paruk
dalam penelitian ini dengan pembacaan awal novel Ronggeng Dukuh Paruk
untuk menganalisis unsur-unsurnya. Unsur-unsur yang dianalisis di dalam novel Ronggeng
Dukuh Paruk ini meliputi tema, latar, dan penokohan.
salam saudara, saya dari malaysia, saya juga sedang mebuat penelitian novel ini dari sudut budaya. saya melihat kajian saya ada persamaan dengan kajian saudara. hal ini tidak bagus untuk kajian akademik. justeru saya minta pendapat saudara, ada ngak cadangan untuk melakukan kajian terhadap novel ini menggunakan teori buday tetapi dari sisi yang berbeza daripada kajian saudara
BalasHapusMohon masukan dan bantuan nya. Saya jg sedang membuar skripsi dg novel ini dari unsur nilai budaya. Mohon email saya ichanoca7@gmail.com. makasih
BalasHapusMohon masukan dan bantuan nya. Saya jg sedang membuar skripsi dg novel ini dari unsur nilai budaya. Mohon email saya ichanoca7@gmail.com. makasih
BalasHapusMohon masukan dan bantuan nya. Saya jg sedang membuar skripsi dg novel ini dari unsur nilai budaya. Mohon email saya ichanoca7@gmail.com. makasih
BalasHapusAssalamualaikum. Mas, boleh tahu referensi bukunya dari mana saja? Tidak ada daftar sumber/daftar pustaka di tulisan ini. Terima kasih, saya suka tulisan ini.
BalasHapus