PRINSIP-PRINSIP ISLAM
TENTANG PENDIDIKAN
Guna
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi
Islam 3
Pengampu: Bambang Raharjo
Disusun Oleh:
Tedi Setiadi A. 310 100 071
Luqmanul
Hakim A. 310 100 072
Oktavia
Armi A. A. 310 100 073
Diki
Utomo A.
310 100 075
Muhammad
Zuhri R. A.
310 100 076
Diah
Rahayu M. A.
310 100 079
PENDIDIKAN
BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi
mengenai pendidikan memanglah banyak sekali, akan tetapi pengertian pendidikan
tidaklah terlepas dari kata pendidik dan anak didik, karena di dalam pendidikan
faktor keduanya sangatlah berpengaruh dalam dunia pendidikan.
Pendidikan
merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik yang dengan sadar
bertujuan untuk mengembangkan kepribadian anak didik. Di Indonesia telah
dikembangkan berbagai sistem pendidikan yang berbasis islami yang mana
bertujuan agar anak didik mampu mengembangkan pendidikan yang terarah. Tujuan
pendidikan islam adalah terbentuknya manusia yang baik secara individual dan
sosial, selalu mengabdikan diri kepada Allah Swt.
Pendidik
selalu mengarahkan peserta didik kepada tujuan pendidikan, baik orang tuanya
maupun orang lain. Pendidikan selalu tak terlepaskan dari beberapa faktor
diantaranya tujuan, pendidik, peserta didik, alat-alat dan alam sekitar. Alam
sekitar adalah lingkungan yang ada di sekitar peserta didik, baik lingkungan keluarga,
sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan
dalam islam selalu berpegang teguh dengan prinsip-prinsip islam tentang
pendidikan, maka dari itu pendidik selalu mengarahkan, membimbing, dan memimpin
perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama.
Kepribadian
yang diharapkan tidaklah wujud kepribadian yang hanya bisa diterapkan pada
keberhasilan anak didik, akan tetapi juga mengacu pada kepribadian islami yang
berprinsip tentang pendidikan rohani yang menjadi tonggak kepribadian utama
dalam pendidikan islam. Dalam makalah ini akan dibahas secara seksama tentang
prinsip-prinsip islam tentang pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan?
2. Apa saja dasar-dasar pendidikan itu?
3. Apakah yang dimaksud dengan batas-batas
pendidikan?
4. Apakah Catur pusat pendidikan itu?
C. Manfaat
1. Mengetahui pengertian pendidikan.
2. Memahami dasar-dasar pendidikan.
3. Mengerti batas-batas pendidikan.
4. Mengetahui apa saja yang termasuk
catur pusat pendidikan.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendidikan
Pada umumnya pendidikan adalah suatu proses
pelatihan dan pengajaran yang dilakukan dalam lingkup keluarga, sekolah, dan
masyrakat. Sedangkan dalam Islam pendidikan tidak hanya berpusat pada hal-hal
tersebut saja, akan tetapi masjid pun juga berperan sangat penting sebagai
pusat pendidikan.
Kata “pendidikan” dalam bahasa Arab berkaitan dengan
ta’lîm, tarbiyah atau ta‘dîb. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa ayat al-Qur‘ân maupun Hadîts, di antaranya
adalah Q.S. al-Baqarah/2: 31, al-‘Alaq/96: 4 - 5; al-Isrâ‘/17:
24 dan al-Syua’râ‘/26: 18.
وَعَلَّمَ ءَادَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى
الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ
صَادِقِينَ
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah
kepada-Ku nama-nama benda itu, jika kamu memang orang-orang yang benar!” (Q.S. Al-Baqarah/2:
31).
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S. Al-‘Alaq/96: 4 - 5).
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ
ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil” (Q.S. Al-Isrâ‘/17: 24).
قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدًا وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ
سِنِينَ
Fir’aun
menjawab: “Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu
masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu” ( Q.S. Al-Syu’arâ‘/26:
18).
ثَلَاثَةٌ
يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ رَجُلٌ آمَنَ بِالْكِتَابِ الْأَوَّلِ
وَالْكِتَابِ الْآخِرِ وَرَجُلٌ لَهُ أَمَةٌ فَأَدَّبَهَا فَأَحْسَنَ تَأْدِيبَهَا
ثُمَّ أَعْتَقَهَا وَتَزَوَّجَهَا وَعَبْدٌ مَمْلُوكٌ أَحْسَنَ عِبَادَةَ رَبِّهِ
وَنَصَحَ لِسَيِّدِهِ (رواه أحمد)
Ada tiga orang yang memperoleh pahala dua kali, yaitu seseorang yang
mengimani Kitab yang pertama dan terakhir, seseorang yang memiliki budak
perempuan lalu mendidiknya kemudian menjadi baik pendidikannya, kemudian
memerdekakannya dan mengawininya, dan seorang budak laki-laki yang baik
ibadahnya kepada Tuhannya dan mau memberi nasehat kepada tuannya (H.R. Ahmad).
Menurut Abu Louis Ma’ruf (1986) dalam Shobron
menyebutkan bahwa kata ta’lîm, tarbiyah dan ta‘dîb
berasal dari kata kerja
رَبَّى, عَلَّمَ
dan أَدَّبَ. عَـلَّمَ adalah جَعَلَهَا لَهُ أَمَاَرَةً
يَعْرفُهَاyang
mengandung makna: menjadikan seseorang tahu. رَّبى adalahغَـذَاهُ وَجَعَلَهُ يَرْبُوْ yang mengandung makna: memelihara
dan mengasuh yang cenderung pada
perkembangan jasmani. Sedang أَدَّبَ adalah هَذَّبَهُ وَرَاضَ أَخْلاَ قَهُ yang mengandung arti:
mendidik dan melatih akhlak (Shobron, 2010: 267).
Memahami makna dari masing-masing terma di atas, dapat dikemukakan bahwa
ta’lîm lebih menonjolkan pada aspek pengetahuan kognitif, tarbiyah
lebih menekankan pada pemeliharaan dan asuhan dengan kasih sayang, sedang ta‘dîb
mencakup pengetahuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan demikian secara
konseptual ta‘dîb sudah mencakup pengetahuan (’ilm),
pengajaran (ta’lîm) dan pengasuhan yang baik (tarbiyah).
Oleh karena itu, ta‘dîb merupakan istilah yang tepat untuk
menunjukkan pendidikan dalam Islam.
Adapun mengenai pengertian istilah “pendidikan” akan dikemukakan
beberapa pemikiran yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan, antara lain:
1. Syed Muhammad al-Naquib al-Attas dalam Shobron (2010: 268) menyatakan
bahwa pendidikan adalah suatu proses penanaman sesuatu ke dalam diri manusia.
2. Omar Muhammad al-Touny al-Syaebany dalam Shobron (2010: 268)
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup
manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga
terjadilah perubahan di dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual
dan sosial, serta hubungannya dengan alam sekitar di mana ia hidup.
3. Ahmad D. Marimba dalam Shobron
(2010: 268) menyatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
4. Hasil rumusan Konggres se-Dunia
ke-II pada tahun 1980 tentang Pendidikan Islam (dikutip dalam M. Arifin, 1987:
15) dalam Shobron (2010: 268) menetapkan bahwa pendidikan adalah usaha
mengembangkan seluruh aspek kehidupan manusia, baik spiritual, intelektual,
imajinasi (fantasi), jasmaniah, ilmiah, linguistik, baik secara individual
maupun kolektif, serta mendorong aspek-aspek itu ke arah kebaikan dan ke arah
pencapaian kesempurnaan hidup.
Dengan demikian, keempat pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan pendidik untuk mengembangkan
kemampuan anak didik dengan mengarahkan, membimbing dan memimpin perkembangan
jasmani dan rohani agar terbentuk kepribadian yang utama.
B. Dasar-dasar Pendidikan
Dasar ajaran agama Islam adalah Kitab Allah dan Sunnah Rasul yang
disebut dengan al-Qur‘ân dan Hadîts. Hal ini berlandaskan pada salah
satu firman Allah dalam Q.S. al-Nisâ‘/4:
59:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ
وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي
شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur‘ân) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada A llah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya (Q.S. An-Nisa’: 59).
Di
samping itu sebagaimana terungkap dalam Hadîts berikut:
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا
كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
Aku tinggalkan padamu dua urusan, sekali-kali kamu tidak akan sesat
selama kamu sekalian berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitab Allah dan
sunnah Nabi-Nya (HR. Malik).
Oleh karena dasar ajaran agama Islam adalah al-Qur‘ân dan Hadîts,
dan karena pendidikan dalam Islam adalah pendidikan yang mendasarkan pada
ajaran agama Islam, maka dasar pendidikan dalam Islam yang utama adalah
al-Qur‘ân dan Hadîts.
C. Batas-batas Pendidikan
Batas pendidikan yang dimaksud di sini adalah kapan pendidikan dapat
dimulai dan kapan pendidikan bisa diakhiri. Dalam konsep Islam, pendidikan
berlangsung seumur hidup, sebagaimana ungkapan ahli hikmah berikut:
اطْلُبُوْا
الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ
Tuntutlah
ilmu dari sejak dalam ayunan sampai ke liang lahat (mulai bayi sampai mati).
Dalam dunia pendidikan secara umum, konsep di atas dikenal dengan life
long education. Meski demikian, pada hakekatnya pendidikan baru bisa
dimulai pada saat anak telah mengenal kewibawaan atau pada saat anak telah
mencapai masa kritis atau trotzalter pertama (sekitar usia 2 – 4 tahun), di
mana pada usia ini anak mulai mengenal egonya, dan sadar akan tenaga dan
kemampuan diri.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan sejak anak lahir sampai mencapai masa
kritis adalah merupakan pemeliharaan yang mengarah pada persiapan ke arah
pendidikan yang nyata. Sedang upaya-upaya yang dilakukan sebelum anak
dilahirkan adalah merupakan upaya untuk mempengaruhi kejiwaan anak yang sedang
dikandung, yang merupakan pendidikan tidak langsung.
Islam tidak menghenal “henti dalam pendidikan/belajar”. Selama seseorang
masih diberi kesempatan untuk hidup, maka ia masih berkewajiban untuk belajar,
meski secara non formal ataupun in
formal (belajar di jalur luar sekolah).
D. Catur Pusat Pendidikan
Dalam Islam, pusat-pusat pendidikan dapat digolongkan dalam catur pusat
pendidikan, yaitu keluarga, masjid, sekolah dan masyarakat.
Keluarga adalah pusat pendidikan pertama dan utama. Dikatakan sebagai pusat
pendidikan pertama, karena anak mulai dikenalkan dengan nilai-nilai baik dan
buruk – tentu ukurannya adalah norma-norma Islam – pertama kali dari kedua orang
tuanya atau orang-orang yang dekat, yang berada dalam lingkungan keluarganya. Sedang dikatakan sebagai pusat
pendidikan yang utama, karena yang lebih bertanggung jawab atas pendidikan
peserta didik adalah orang tua mereka, meski mereka sudah mengenal masyarakat,
masjid maupun sekolah.
Masjid, di samping memiliki fungsi keagamaan juga memiliki fungsi sosial (Shobron, 2010: 271).
Sebagai fungsi keagamaan, masjid dijadikan sebagai tempat melaksanakan shalat
lima waktu dan ibadah-ibadah lainnya serta digunakan sebagai tempat kegiatan
syiar Islam. Sedang sebagai fungsi sosial, masjid dijadikan sebagai tempat
musyawarah, tempat menyelesaikan masalah-masalah yang muncul di tengah-tengah
masyarakat, tempat mempererat hubungan dan ikatan jamaah; di samping sebagai
tempat pendidikan, yaitu tempat mempelajari agama Islam, untuk tempat bertanya
dan memberikan jawaban-jawaban tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh orang
Islam.
Sekolah atau madrasah adalah lembaga pendidikan formal. Lembaga-lembaga
pendidikan jenis ini didirikan bagi peserta didik dan dirancang secara
berjenjang dan berkesinambungan, baik dari tingkat SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA,
sampai tingkat PT/Jâmi’ah.
Masyarakat, yaitu lembaga-lembaga pendidikan yang diselenggarakan langsung oleh
masyarakat, antara lain dalam bentuk kursus-kursus, pelatihan-pelatihan, dan
lain sebagainya. Pendidikan yang diselenggarakan dalam lembaga ini biasanya
tidak berjenjang dan tidak berkesinambungan, dan diadakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat, seperti pelatihan mubaligh/mubalighat, pelatihan khotib
Jum’at, pelatihan kepemimpinan/manajemen, kursus tilâwah, dan
lain sebagainya. Lembaga ini sering
disebut dengan pendidikan non formal.
Keempat pusat pendidikan di atas diharapkan dapat bekerja sama dengan
baik dan bisa saling mendukung untuk tercapainya tujuan pendidikan.
PENUTUP
SIMPULAN
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan pendidik untuk
mengembangkan kemampuan anak didik dengan mengarahkan, membimbing dan memimpin
perkembangan jasmani dan rohani agar terbentuk kepribadian yang utama.
Pendidikan dalam Islam adalah pendidikan yang mendasarkan pada ajaran agama
Islam, maka dasar pendidikan dalam Islam yang utama adalah al-Qur‘ân dan Hadîts.
Batas-batas pendidikan adalah kapan pendidikan dapat dimulai dan kapan
pendidikan bisa diakhiri.
DAFTAR PUSTAKA
Shobron, Sudarno. dkk. 2010. Studi Islam 3. Surakarta: Lembaga
pengembangan Ilmu-Ilmu Dasar.