Laman

Rabu, 18 Juli 2012

LASKAR PELANGI (Andrea Hirata) Dalam Tinjauan Struktural

LASKAR PELANGI
Karya: Andrea Hirata
Dalam Tinjauan Struktural
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengkajian Fiksi
Pengampu: Dr. Ali Imran Al-Ma’ruf, M. Hum.

Disusun Oleh :
Nama        :Luqmanul Hakim
NIM          :A 310 100 072

PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

Identitas Novel Laskar Pelangi
Judul                   : Laskar Pelangi
Penulis
                : Andrea Hirata
Penerbit
              : Bentang
Kota Terbit
         : Jl. Pandega Padma 19, Yogyakarta
Tahun Terbit
       : Cetakan I, April 2011
Tebal halaman
    : 545 halaman
Harga                 : Rp.69.000,-

Sinopsis Novel
Di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur. Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah dan Pak Harfan, serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah akan ditutup. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Sembilan siswa yang datang yaitu, Ikal, Mahar, Lintang, Kucai, Syahdan, Borek A Kiong, Trapani, dan Sahara. Pak Harfan dan Bu Mus hampir putus asa dan Pak Harfan pun telah menyiapkan naskah pidato penutupan sekolah itu. Tiba – tiba seorang ibu datang untuk mendaftarkan anaknya yang mengalami keterbelakangan mental, karena sekolah luar biasa hanya ada di bangka dan mereka tidak memiliki biaya untuk ke sana, anak yang menyelamatkan sekolah Muhammadiyah itu bernama Harun. Akhirnya sekolah itu pun tidak jadi ditutup.
Kegiatan belajar mengajar mereka dilakukan di sekolah yang sangat memprihatinkan. Misalnya, ruang kelas yang beralaskan tanah, beratap bolong-bolong sehingga bocor saat hujan, papan tulis yang berlubang sehingga terpaksa ditambal dengan poster Rhoma Irama, dan saat malam hari dipakai untuk menyimpan ternak. Dan begitu juga dengan kesepuluh anak Laskar Pelangi, yaitu nama yang diberikan oleh Bu Mus karena kesenangan mereka terhadap pelangi. Keadaan mereka juga memprihatinkan, bersekolah tanpa alas kaki, tidak memakai seragam, dan perjuangan lintang seorang anak pesisir yang jenius yang menempuh perjalanan 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah demi mendapatkan ilmu. Pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmubahkan terkadang hanya untuk menyanyikan Padamu Negeri di akhir jam sekolah.
Suka duka mereka dimulai dari, penempatan tempat duduk yang diatur oleh Bu Mus, perkenalan mereka pada hari pertama bersekolah, kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek yang dijuluki Samson karena badannya yang besar, pemilihan ketua kelas yang di menangkan oleh Kucai, pengalaman cinta pertama ikal, kemenangan SD muhammadiyah mengalahkan juara bertahan, yaitu sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah) pada lomba karnaval 17 Agustus yang dipimpin oleh Mahar dan lomba cerdas cermat yang dipimpin oleh Lintang.
Pada suatu hari, anak dari orang kaya yang bersekolah di sekolah PN, pergi dari rumahnya. Ayahnya mengerahkan seluruh upaya untuk mencarinya. Setelah anaknya di temukan, ayahnya berjanji akan menuruti semua kemauan anaknya, dan kemauan anaknya adalah pindah ke sekolah Muhammadiyah. Anak itu brnama Flo, dan ia hanya ingin duduk di sebelah Mahar, dan keputusannya tidak dapat di ganggu gugat. Dengan demikian anggota Laskar Pelangi bertambah satu menjadi 11 anak.
Kejadian yang paling menyedihkan yang dialami oleh anggota laskar pelangi ketika mereka kehilangan dua orang yang mereka sayangi, yaitu Pak Harfan yang meninggal dunia dan Lintang, siswa paling jenius anggota Laskar Pelangi,harus berhenti sekolah karena ayahnya telah meninggal dunia dan iya harus menghidupi keluarganya, karena iya anak laki-laki tertua. Dilanjutkan 12 tahun kemudian, saat Ikal kembali ke kampungnya dari sekolahnya yang mendapat bea siswa di University de Paris, Sorbonne untuk menyaksikan peluncuran buku oleh Mahar. Walaupun pada awal tahun 90-an, sekolah Muhammadiyah itu akhirnya harus ditutup karena tidak dapat mebiayai sekolah itu sendiri. Tetapi, sekolah itu telah menghasilkan murid-murid yang sukses. Lima tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal, Lintang, dan Mahar dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.
Semua itu, buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual yang ditanamkan oleh Bu Mus dan Pak Harfan. Kedua orang hebat yang mungkin bahkan belum pernah keluar dari pulau mereka sendiri di ujung paling Selatan Sumatera sana.
Banyak hal-hal inspiratif yang dimunculkan buku ini. Buku ini memberikan contoh dan membesarkan hati. Buku ini memperlihatkan bahwa di tangan seorang guru, kemiskinan dapat diubah menjadi kekuatan, keterbatasan bukanlah kendala untuk maju, dan pendidikan bermutu memiliki definisi dan dimensi yang sangat luas. Paling tidak laskar pelangi dan sekolah miskin Muhamaddiyah menunjukkan bahwa pendidikan yang hebat sama sekali tak berhubungan dengan fasilitas. Terakhir cerita laskar pelangi memberitahu kita bahwa bahwa guru benar-benar seorang pahlawan tanpa tanda jasa.

Fakta Cerita
A.     Tokoh-tokoh yang muncul dalam novel “Laskar Pelangi”
1.      Ikal : Tokoh 'aku' dalam cerita ini. Ikal yang selalu menjadi peringkat kedua memiliki teman sebangku bernama Lintang, yang merupakan anak terpintar dalam Laskar Pelangi. Ia berminat pada sastra, terlihat dari kesehariannya yang senang menulis puisi. Ia menyukai A Ling, sepupu dari A Kiong, yang ditemuinya pertama kali di sebuah toko kelontong bernama Toko Sinar Harapan. Pada akhirnya hubungan mereka berdua terpaksa berakhir oleh jarak akibat kepergian A Ling ke Jakarta untuk menemani bibinya.
2.      Lintang: Teman sebangku Ikal yang luar biasa jenius. Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak memiliki perahu dan harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota keluarga. Lintang telah menunjukkan minat besar untuk bersekolah semenjak hari pertama berada disekolah. Ia selalu aktif didalam kelas dan memiliki cita-cita sebagai ahli matematika. Sekalipun ia luar biasa pintar, pria kecil berambut merah ikal ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya. Cita-citanya terpaksa ditinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal.
3.      Sahara: Satu-satunya gadis dalam anggota Laskar Pelangi. Sahara adalah gadis keras kepala berpendirian kuat yang sangat patuh kepada agama. Ia adalah gadis yang ramah dan pandai, ia baik kepada siapa saja kecuali pada A Kiong yang semenjak mereka masuk sekolah sudah ia basahi dengan air dalam termosnya.
4.      Mahar: Pria tampan bertubuh kurus ini memiliki bakat dan minat besar pada seni. Pertama kali diketahui ketika tanpa sengaja Bu Muslimah menunjuknya untuk bernyanyi di depan kelas saat pelajaran seni suara. Pria yang menyenangi okultisme ini sering dipojokkan teman-temannya. Ketika dewasa, Mahar sempat menganggur menunggu nasib menyapanya karena tak bisa ke manapun lantaran ibunya yang sakit-sakitan. Akan tetapi, nasib baik menyapanya dan ia diajak petinggi untuk membuat dokumentasi permainan anak tradisional setelah membaca artikel yang ia tulis di sebuah majalah, dan akhirnya ia berhasil meluncurkan sebuah novel tentang persahabatan.
5.      A Kiong: Anak Hokian. Keturunan Tionghoa ini adalah pengikut sejati Mahar sejak kelas satu. Baginya Mahar adalah suhunya yang agung. Kendatipun pria kecil ini berwajah buruk rupa, ia memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong pada siapapun kecuali Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, ternyata mereka berdua saling mencintai satu sama lain.
6.      Syahdan: Anak nelayan yang ceria ini tak pernah menonjol. Kalau ada apa-apa dia pasti yang paling tidak diperhatikan. Misalnya ketika bermain sandiwara, Syahdan hanya kedapatan jadi tukang kipas putri dan itupun masih banyak kesalahannya. Syahdan adalah saksi cinta pertama Ikal, ia dan Ikal bertugas membeli kapur di Toko Sinar Harapan semenjak Ikal jatuh cinta pada A Ling. Syahdan ternyata memiliki cita-cita yang tidak pernah terbayang oleh Laskar Pelangi lainnya yaitu menjadi aktor. Dengan bekerja keras pada akhirna dia menjadi aktor sungguhan meski hanya mendapatkan peran kecil seperti tuyul atau jin... Setelah bosan, ia pergi dan kursus komputer. Setelah itu ia berhasil menjadi network designer.
7.      Kucai: Ia adalah ketua kelas sepanjang generasi sekolah “Laskar Pelangi”. Ia menderita rabun jauh karena kurang gizi, dan penglihatannya mellenceng dua puluh derajat. Laki-laki ini sejak kecil bisa menjadi politikus dan akhirnya terwujud ketika ia dewasa menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong.
8.      Borek: Pria besar maniak otot. Borek selalu menjaga citranya sebagai laki-laki macho. Ketika dewasa ia menjadi kuli di took milik A Kiong dan Sahara.
9.      Trapani: Pria tampan yang pandai dan baik hati ini sangat mencintai ibunya. Apapun yang ia lakukan harus selalu didampingi ibunya, seperti misalnya ketika mereka akan tampil sebagai band yang dikomando oleh Mahar, ia tidak mau tampil jika tak ditonton ibunya. Cowok yang bercita-cita menjadi guru ini akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa karena ketergantungannya terhadap ilmunya.
10.  Harun: Pria yang memiliki keterbelakangan mental ini memulai sekolah dasar ketika ia berumur 15 tahun. Laki-laki jenaka ini senantiasa bercerita tentang kucingnya yang berbelang tiga dan melahirkan tiga anak yang masing-masing berbelang tiga pada tanggal tiga kepada Sahara dan senang sekali menanyakan kapan libur lebaran pada Bu Muslimah. Ia menyetor 3 buah botol kecap ketika disuruh mengumpulkan karya seni kelas enam.
11.  A Ling: Cinta pertama Ikal yang merupakan saudara sepupu A Kiong. A Ling yang cantik dan tegas ini terpaksa berpisah dengan Ikal karena harus menemani bibinya yang tinggal sendiri.
12.  Bu Muslimah: Dia adalah Ibunda guru “Laskar Pelangi”. Wanita lembut ini adalah pengajar pertama “Laskar Pelangi” dan merupakan guru yang paling berharga bagi mereka.
13.  Pak Harfan: Nama lengkap K.A.Harfan Efendi Noor bin K.A. Fadillah Zein Noor. Beliau adalah kepala sekolah Muhammadiyah yang sangat baik hati dan penyabar meski murid-murid awalnya takut melihatnya.
14.  Flo: Nama aslina adalah Floriana, seorang anak tomboi yang berasal dari keluarga kaya. Dia merupakan murid pindahan dari sekolah PN yang kaya dan sekaligus tokoh terakhir yang muncul sebagai bagian dari laskar pelangi. Awal pertama kali masuk sekolah, ia sempat membuat kekacauan dengan mengambil alih tempat duduk Trapani sehingga Trapani yang malang terpaksa tergusur. Ia melakukannya dengan alasan ingin duduk di sebelah Mahar dan tak mau didebat.

B.     Alur
Novel ini menggunakan alur maju, karena dalam cerita ini tidak terdapat kilas balik sehingga membuat para pembaca penasaran apa yang terjadi di kisah selanjutnya. Buku novel ini merupakan Tetralogi.


C.     Latar
1.      Latar Tempat
Terdapat beberapa latar tempat dalam novel ini, antara lain sebagai berikut.
a.       Sekolah Muhammadiyah
b.      Gedung Sekolah PN
c.       Sebuah jalan pinggir rawa
d.      Pohon filicium
e.       Toko Sinar Harapan
f.       Halaman kelenteng
g.      Podium kehormatan
h.      Pangkalan punai
i.        Tempat lomba cerdas cermat
j.        Masjid Al-Hikmah
k.      Gunung Semulur
l.        Di atas perahu
m.    Pulau Lanun
n.      Bioskop
o.      Zaal batu

2.      Latar Waktu
Terdapat beberapa waktu yang menjadi latar waktu dalam novel ini antara lain sebagai berikut.
a.       Menjelang maghrib
b.      Setelah shubuh
c.       Pagi hari
d.      Sore hari
e.       Siang hari

3.      Latar Sosial
Sedangkan untuk latar sosial ada beberapa keadaan sebagai berikut.
a.       Menyenangkan
b.      Menyedihkan
c.       Menegangkan


D.    Sarana Cerita
1.      Judul
Judul “Laskar Pelangi” itu unik dan menarik serta menjadikan rasa penasaran para pembaca dan mampu menggambarkan atau mewakili seluruh cerita.

2.      Sudut Pandang
Memakai kata ganti orang pertama tunggal atau memakai akuan sertaan karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata Aku.
3.      Gaya dan Nada
a.       Bahasa
Bahasa yang digunakan tetap bahasa Indonesia tetapi tidak jarang kita jumpai bahasa daerah yang dimana tempat kejadiannya adalah Belitung, yaitu pulau terpencil yang ada di Sumatra.
b.      Nada
Penulis menggunakan berbagai nada dalam mengungkapkan pikiran, seperti marah, sedih, mengharukan, dan bahagia.

E.     Tema
Persahabatan sepuluh anak yaitu Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong, Trapani, Borek, Kucai dan satu-satunya wanita di kelas mereka, Sahara dari orang kecil yang mempunyai cita-cita yang tinggi dengan bersekolah di pendidikan rakyat kecil Sekolah Muhamadiyah.

F.     Amanat
1.  Ajaran yang berpegang teguh pada agama serta kerja keras dan tekad yang pantang menyerah dalam mencapai cita-cita.
2.      Janganlah menyerah, hiraukan orang yang menggangumu, teruslah berjalan jika menurutmu itu benar.
3.   Dari bersekolah dengan sungguh-sungguh cita-cita akan tercapai walaupun dengan usaha dan perjuangan yang sulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar